BPBD Pangkalpinang bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kepolisian, dan tim lainnya untuk memastikan proses evakuasi berlangsung lancar.
Dalam pernyataannya, Dedy juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya selama periode cuaca ekstrem yang diprediksi oleh BMKG berlangsung dari 21 hingga 31 Desember 2024. Hujan deras dan angin kencang dinilai sangat berpotensi memicu beragam bencana, termasuk tumbangnya pohon.
“Kami mengingatkan masyarakat, terutama yang sering beraktivitas di luar ruangan, untuk tidak berteduh di bawah pohon besar saat hujan deras, karena risiko pohon tumbang sangat tinggi,” ujarnya.
Ia juga menganjurkan warga untuk melaporkan keberadaan pohon-pohon besar yang dianggap berisiko tumbang kepada BPBD atau berkoordinasi dengan DLH agar dilakukan pemangkasan.
Insiden ini tak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan gangguan signifikan pada arus lalu lintas di sejumlah titik di Pangkalpinang. Meskipun evakuasi dilakukan secepat mungkin, beberapa ruas jalan tetap mengalami kemacetan hingga proses pembersihan selesai. Kendaraan yang rusak akibat peristiwa ini dipindahkan ke tempat yang lebih aman untuk penanganan lebih lanjut.
“Kami terus berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalkan dampak pada aktivitas masyarakat. Tim BPBD, DLH, dan aparat lainnya bekerja secara sinergis,” pungkas Dedy. (RE)