Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
WhatsApp Image 2025-06-01 at 09.21.15
Mitra
Musiqo Music GoDaddy Store Image
Pangkalpinang

Ini Kata Ketua DPRD Babel Didit Srigusjaya, Saat Sambut Kepulangan WNI Korban TPPO

×

Ini Kata Ketua DPRD Babel Didit Srigusjaya, Saat Sambut Kepulangan WNI Korban TPPO

Sebarkan artikel ini

Pangkalpinang, nidianews.com – Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Didit Srigusjaya, dan sejumlah anggota lainnya menyambut kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) asal Bangka Belitung yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Ia menyampaikan rasa syukur atas kelancaran proses pemulangan ini dan mengapresiasi berbagai pihak yang telah membantu.

Alhamdulillah, ini semua atas izin Allah. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Perlindungan Tenaga Kerja Imigran, termasuk Kementerian Luar Negeri. Saat audiensi, saya dipertemukan dengan orang-orang yang berkompeten. Ini di luar batas kemampuan saya, tapi saya yakin ini semua adalah bagian dari takdir Allah yang mempermudah proses pemulangan masyarakat Bangka Belitung ke tanah air,” ujar Didit Srigusjaya.

Didit Srigusjaya menjelaskan bahwa para korban TPPO ini umumnya tergiur dengan iming-iming gaji besar di luar negeri. Ia menyayangkan bahwa banyak dari mereka yang masih baru dalam dunia kerja internasional dan kurang memahami risiko yang dihadapi.

Rata-rata mereka baru pertama kali bekerja di luar negeri. Bahkan ada pasangan suami-istri, dan salah satu korban merupakan lulusan sarjana. Ada yang sudah meninggalkan istrinya selama sembilan bulan dan kini, Alhamdulillah, bisa kembali ke rumah,” tuturnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk tidak menghakimi para korban. “Jangan melihat ini dari sisi legal atau ilegalnya saja, tapi lihatlah niat mereka. Mereka ingin memperbaiki kehidupan keluarganya. Bayangkan seorang ayah yang meninggalkan anak dan istrinya selama sembilan bulan. Untungnya, mereka bisa pulang dengan selamat. Pemerintah daerah harus lebih peduli agar kejadian ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

Didit menekankan pentingnya pelatihan keterampilan bagi masyarakat Bangka Belitung yang ingin bekerja di luar negeri. Menurutnya, pemerintah daerah harus membuka kembali Balai Latihan Kerja (BLK) agar para calon tenaga kerja mendapatkan keahlian yang dibutuhkan di negara tujuan secara legal.

Saya telah berdiskusi dengan Kementerian terkait bahwa ada beberapa negara yang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. Namun, sebelum diberangkatkan, mereka harus dibekali dengan pelatihan keterampilan dan memperoleh fasilitas resmi dari negara tujuan,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menerima laporan bahwa masih banyak warga Bangka Belitung yang belum bisa dipulangkan. Salah satu korban bahkan menghubunginya secara diam-diam untuk memberikan informasi lebih lanjut.

Saya mendapat video yang sangat menyedihkan dari korban yang masih di sana. Ini menunjukkan bahwa masalah ini belum selesai. Oleh karena itu, pada hari Selasa mendatang, saya akan kembali berdiskusi dengan Direktur Kementerian Migran dan Perlindungan Tenaga Kerja untuk mencari solusi lebih lanjut. Saya juga meminta pemerintah daerah agar lebih aktif membantu,” imbuhnya.

Didit juga mengungkapkan bahwa mayoritas korban TPPO berasal dari Pangkalpinang, Bangka Tengah, dan Bangka Barat. Ia berharap pemerintah daerah dan instansi terkait bisa lebih serius dalam menangani kasus ini.

Jumlah penduduk Bangka Belitung tidak sampai dua juta, tapi kasus pemulangan korban TPPO kita adalah yang terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Barat, dengan total 75 orang yang telah dipulangkan. Maka dari itu, pemerintah daerah harus lebih serius dalam menangani masalah ini,” ujarnya.

Ia juga mengusulkan agar ke depan, rekrutmen tenaga kerja ke luar negeri dilakukan secara resmi dengan pengawasan ketat dari pemerintah daerah.

Saya meminta pihak imigrasi untuk mempermudah proses pembuatan paspor bagi tenaga kerja yang akan berangkat secara legal. Jika perlu, proses pembuatan paspor bisa dilakukan di kantor gubernur agar lebih mudah,” tambahnya.

Dengan adanya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, Didit berharap kejadian serupa tidak terulang lagi.

Ini masalah kemanusiaan. Coba bayangkan jika yang bekerja di luar negeri itu adalah anggota keluarga kita sendiri. Tentu kita tidak akan tinggal diam. Alhamdulillah, dalam bulan suci Ramadhan ini, Allah mempermudah upaya kita untuk membawa mereka pulang,” pungkasnya. (*)

error: Content is protected !!