Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
WhatsApp Image 2025-06-01 at 09.21.15
Mitra
Musiqo Music GoDaddy Store Image
Suara Pembaca

Sisi Lain Dari Ibadah Haji

×

Sisi Lain Dari Ibadah Haji

Sebarkan artikel ini

Sendagurau Membersamai Perjalanan Kita

Prof. Dr. H. Zayadi Hamzah, M.Ag
(Guru Besar Sosiologi Agama pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Syaik Abdurrahman Sidik Bangka Belitung)

Ketua Dewan pertimbangan MUI Provinsi Bangka Belitung

Catatan ringan ini pada awalnya merupakan konsumsi intern khusus bagi para jamaah haji plus ketika penulis dan isteri menunaikan ibadah haji tahun 2024 yang lalu.

Dengan niat yang tulus untuk memberi masukan agar ibadah haji kami terhindar dari candaan yang kebablasan atau berlebihan yang tidak dibolehkan Islam.

Sedikit terdapat perbaikan disesuaikan dengan situasi ekstren di ruang publik.

Ketika itu teman-teman jamaah memberi respons relatif sangat baik dan merasa banyak manfaat. Bagi kalangan tertentu Goresan kecil ini memiliki kesan berbeda terlebih bagi para penulis tentang penelaahan masalah haji.

Tetapi saya mengganggap masalah ini penting di ketahui khususnya para jamaah haji kita. Kita semua memahami bahwa bersendagurau, bercanda atau bergurau, melucu, humor dan sejenisnya (orang Bangka Belitung menyebutnya dengan “begagit atau ingel-ingel,” bermakna bercanda atau bergurau).

Untuk kepentingan tulisan ini penulis menggunakan istilah besenda gurau, bercanda dan bergurau) yang memiliki makna yang sama.

Bercanda atau bergurau memasuki hampir semua ranah atau ruang publik kehidupan sehari-hari kita, yang memiliki karakteristik terjadinya relasi sosial (social relation) dan interaksi sosial (social intraction) antar sesama, bahkan merambah ke ranah ibadah.

Dalam konteks ibadah bersendagurau tidak memasuki wilayah atau ranah praktek ibadah. Bersejarah hanya memasuki ranah ibadah yang memungkinkan terjadinya relasi sosial dan adanya interaksi sosial.

Bersendagurau menempati wilayah sosial bukan individual.

Karena bercanda atau bergurau terjadi ketika ada relasi sosial dan saling berinteraksi antar dua orang atau lebih dalam ruang publik atau privat.

Bila suatu ibadah terdapat relasi sosial baik berdurasi singkat maupun panjang memastikan adanya interaksi sosial, maka bercanda atau bergurau merupakan niscaya.

Kita sebut saja misalnya ibadah puasa dan ibadah haji.

Ibadah puasa memiliki frekuensi waktu relatif singkat untuk bercanda yaitu ketika para shooimun (orang berpuasa) itu menjalin relasi sosial dan melakukan interaksi sosial.

error: Content is protected !!