Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
WhatsApp Image 2025-04-17 at 16.32.18
1743349695602
Idul Fitri 1456 Hijriah
nidianews banner
Mitra
BudayaPangkalpinang

Tenun Cual Maslina, Warisan Budaya Bangka yang Terus Lestari Hingga Generasi Kelima

×

Tenun Cual Maslina, Warisan Budaya Bangka yang Terus Lestari Hingga Generasi Kelima

Sebarkan artikel ini
tenun
Owner kain tenun Cual Maslin dengan hasil motif kembang rukem (AS)

Pangkalpinang, nidianews.com – Keindahan dan keunikan corak kain tenun khas Bangka Belitung kembali ditampilkan lewat karya tangan pengrajin tradisional di Tenun Kain Cual Maslina. Berlokasi di Jalan Raya Selindung, Kelurahan Selindung, Kecamatan Gabek, Pangkalpinang, rumah produksi ini terus menjaga warisan budaya melalui proses pembuatan kain menggunakan alat tenun tradisional (gedogan) dan alat tenun bukan mesin (ATBM).

Pemilik sekaligus pewaris usaha, Maslina, menyampaikan bahwa usaha ini telah berjalan secara turun-temurun sejak tahun 1978 dan kini telah diteruskan hingga generasi kelima.

Alhamdulillah sampai sekarang kami masih terus memproduksi pakaian khas Bangka berupa Kain Tenun Cual. Usaha ini sudah turun-temurun hingga anak-anak dan cucu saya ikut melanjutkan,” ungkap Maslina, Kamis (22/5/2025), saat menerima kunjungan pelanggan di galerinya.

Tenun Cual Maslina dikenal memiliki beragam corak dan motif, dengan sekitar 18 motif yang telah memiliki hak paten dan merek dagang. Di antara yang paling populer adalah motif Kembang Setangkai dan Kembang Kenanga.

Motif Kembang Kenanga bahkan telah mendapatkan penghargaan bintang 4 dalam program One Village One Product (OVOP) dari Kementerian Perindustrian,” tambah Maslina dengan bangga.

Ia pun bersyukur bahwa produk budaya asli Bangka Belitung ini mampu mendapat pengakuan nasional. Apalagi, sejak tahun 1993, Tenun Cual Maslina telah menjadi salah satu binaan PT Timah Tbk yang turut mendukung pelestarian budaya lokal.

Maslina menyebutkan bahwa pelanggan produk tenunnya berasal dari berbagai kalangan, baik dari dalam maupun luar Provinsi Bangka Belitung, termasuk dari instansi pemerintahan, perusahaan swasta, bahkan hingga ke pasar internasional.

Pelanggan kami tidak hanya dari lokal atau nasional saja, tetapi juga sampai ke luar negeri,” tuturnya.

Dalam proses produksinya, Maslina tetap mempertahankan penggunaan alat tenun Gedogan, meskipun kini juga dikombinasikan dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Ia menjelaskan bahwa kain yang ditenun dengan alat Gedogan masih menjadi favorit pelanggan karena nilai seni dan keasliannya yang tinggi.

Produk dari alat Gedogan paling banyak dicari pelanggan. Tapi kami juga produksi dengan ATBM untuk keperluan seragam dinas dan instansi,” ujarnya.

Kain tenun Cual Maslina diproduksi dalam berbagai bentuk, mulai dari kain bahan pakaian, selendang, hingga kain panjang. Ukurannya pun disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

Kalau permintaan mereka dua meter, ya kami buat dua meter. Untuk standar kain bahan baju biasanya 2,25 meter,” jelasnya.

Dengan dedikasi dan kecintaan pada budaya lokal, Maslina dan keluarganya terus menjaga kelestarian tenun Cual sebagai salah satu warisan budaya Bangka yang tak lekang oleh waktu. (AS)

error: Content is protected !!