nidianews.com – Di sebuah sudut Kota Mentok, Kabupaten Bangka Barat, berdiri sebuah bangunan berarsitektur kolonial yang masih kokoh hingga kini. Bangunan itu dikenal sebagai Wisma Ranggam, sebuah rumah bersejarah yang menyimpan kisah penting perjalanan bangsa.
Rumah Tua yang Menyimpan Kenangan
Wisma Ranggam awalnya dibangun pada masa kolonial Belanda sekitar abad ke-19. Gaya arsitekturnya sederhana namun anggun, dengan dinding tebal, jendela besar, serta serambi luas yang menjadi ciri khas bangunan Eropa tropis pada zamannya. Dulunya, bangunan ini difungsikan sebagai rumah dinas pejabat perusahaan tambang timah.
Namun sejarah kemudian menorehkan cerita berbeda. Pada tahun 1949–1950, Wisma Ranggam dijadikan tempat pengasingan beberapa tokoh penting republik. Di antara mereka ada Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI), Sutan Sjahrir (Perdana Menteri pertama RI), dan beberapa pemimpin bangsa lainnya. Mereka diasingkan oleh Belanda ke Mentok pasca Agresi Militer II.
Dari Tempat Pengasingan Jadi Monumen Perjuangan
Di ruang-ruang sederhana Wisma Ranggam, para tokoh itu tetap bekerja, berdiskusi, dan menulis gagasan tentang masa depan Indonesia. Bahkan, Mohammad Hatta dikenal sering membaca dan menulis di salah satu kamar di bangunan ini. Kehadiran mereka di Mentok tak pernah padam dari ingatan warga, hingga kini tempat ini dihormati sebagai saksi bisu perjuangan.
Pemerintah kemudian menjadikan Wisma Ranggam sebagai museum kecil yang dapat dikunjungi masyarakat. Di dalamnya tersimpan koleksi foto-foto, dokumen, dan benda-benda peninggalan masa pengasingan para tokoh republik. Atmosfer kesederhanaan masih terasa begitu kuat saat pengunjung menelusuri ruang demi ruangnya.
Menjadi Destinasi Wisata Sejarah
Kini, Wisma Ranggam tidak sekadar bangunan tua, melainkan destinasi wisata sejarah di Bangka Belitung. Letaknya yang strategis di pusat Kota Mentok membuat tempat ini mudah dijangkau. Banyak pelajar, peneliti, maupun wisatawan yang datang untuk belajar langsung tentang sejarah republik.
Selain nilai sejarahnya, Wisma Ranggam juga kerap dijadikan lokasi kegiatan kebudayaan. Pemerintah daerah bersama komunitas seni sering menggelar pameran, diskusi, atau pertunjukan di halamannya, menjadikan sejarah tidak hanya dikenang, tetapi juga dirayakan bersama.
Menjaga Ingatan, Merawat Warisan
Wisma Ranggam adalah pengingat bahwa kemerdekaan bangsa ini diraih dengan pengorbanan dan perjuangan panjang. Bangunan ini menjadi simbol bahwa meski berada di pengasingan, para tokoh bangsa tetap teguh memikirkan Indonesia.
Bagi masyarakat Mentok, Wisma Ranggam adalah kebanggaan sekaligus warisan berharga yang harus terus dirawat. Mengunjunginya berarti menapaki jejak sejarah, merasakan denyut perjuangan, sekaligus menghubungkan generasi muda dengan akar bangsa. (RE)