nidianews.com – Tebat Rasau dikelola oleh para nelayan sungai yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lanun. Biasanya nelayan sungai memancing ikan dengan cara Bebanjor, yakni memasang pancing pada malam hari, dan keesokan paginya mengambil hasil tangkapan.
Lantas yang membedakan dengan memancing biasa, bebanjor tak mengharuskan nelayan menunggu pancingan hingga ada ikan yang tertangkap.
Meski begitu, kondisi air sungai sangat jernih, tak terlihat sampah sedikit pun. Tak hanya bisa melihat aktivitas nelayan sungai atau mendapat informasi saja, pengunjung yang datang ke Tebat Rasau juga dapat berfoto di sepanjang jembatan.
Bahkan juga tersedia gardu pandang yang bisa dinaiki pengunjung yang berusia di atas 12 tahun. Tebat Rasau adalah salah satu geosite baru dimana menurut Badan Pengelola (BP) Geopark Belitong yang berkerjasama dengan keempat universitas dari luar negeri ‘’summer course on biology of Geopark Belitong’’, memiliki kelengkapan dari sisi biologi yang bagus.
Salah satu spesies unik ikan air tawar yang hidup di sungai tersebut adalah ikan buntal sungai yang tidak beracun. Saat ini Tebat Rasau dikelola oleh para nelayan sungai yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Lanun.
Objek wisata alam Tebat Rasau dilengkapi dengan spot-spot foto menarik dan jembatan (keretak) memanjang di atas sungai.
Pengunjung yang berkunjung ke objek wisata ini bisa melihat aktivitas sehari-hari masyarakat nelayan, berfoto dengan background sungai lenggang (tumbuhan/hutan rasau), menikmati menu makanan tradisional belitong (makan bedulang) seperti gangan (ikan air tawar) dan minum kopi kutang (kopi tanggar).
Pengunjung disarankan untuk memberitahukan rencana kunjungannya kepada pihak pengelola paling tidak satu hari sebelum kedatangan.(*)
atourin.com