BPBD Kota Pangkalpinang Ikuti Apel Siaga Bencana Bersama BWS Babel

BPBD Kota Pangkalpinang
Share disini

Pangkalpinang, nidianews.com – Dalam upaya memperkuat sinergi antar-stakeholder dalam penanggulangan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkalpinang turut serta dalam Apel Siaga Bencana yang diselenggarakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Babel. Kegiatan ini berlangsung di Taman Mandara Pangkalpinang dan menjadi momentum penting bagi koordinasi kebencanaan, khususnya di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Rabu (20/11/ 2024)

Kepala BPBD Kota Pangkalpinang, Dedy Revandi, menegaskan bahwa sinergi antar-stakeholder merupakan elemen krusial dalam menghadapi berbagai potensi bencana, terutama di wilayah Pangkalpinang.

“Ini merupakan suatu sinergi antar-stakeholder yang menangani kebencanaan umumnya untuk Provinsi Babel dan khususnya untuk wilayah Kota Pangkalpinang,” ujar Dedy.

Dedy menambahkan bahwa BPBD Pangkalpinang terus menjaga komunikasi aktif dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi, komunitas lokal, dan organisasi terkait, untuk memastikan respons cepat terhadap ancaman bencana.

Bacaan Lainnya
Yellow-and-Blue-Bold-Marketing-Agency-with-Hexagon-Frame-Linked-In-Banner

Memasuki bulan November hingga Desember, wilayah Pangkalpinang dihadapkan pada peningkatan risiko bencana akibat curah hujan tinggi serta pasang air laut. Kepala BPBD menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir dan cuaca ekstrem.

“Kita ketahui memasuki bulan November hingga Desember ini memang sudah memasuki bulan penghujan dengan intensitas hujan serta pasang air laut tinggi, karena itu kita tidak bisa lepas bersinergi bersama stakeholder dalam mengatasi kebencanaan khususnya bencana banjir dan cuaca ekstrem,” jelas Dedy.

BPBD Pangkalpinang telah melakukan kajian risiko kebencanaan yang komprehensif. Berdasarkan kajian ini, beberapa wilayah di Pangkalpinang diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana, khususnya di area cekungan, titik terendah, serta kawasan pesisir yang rentan terhadap genangan air dan banjir.

Berikut adalah beberapa wilayah rawan bencana yang dipetakan oleh BPBD:

  1. Wilayah Pesisir: Opas, Trem, Kampung Sebrang, Rejosari, Pangkalbalam, dan Pasir Putih.
  2. Pasang Air Laut Tinggi: Kawasan Pasir Padi dan Temberan.
  3. Tambahan Wilayah Rawan Banjir Akibat Curah Hujan Tinggi: Kulan, Kampak, dan Jerambah Gantung.

“Dalam pantauan kami, wilayah pesisir ini menjadi risiko wilayah rawan air tergenang dan banjir, terutama wilayah Opas, Trem, Kampung Sebrang, Rejosari, Pangkalbalam, serta Pasir Putih,” papar Dedy.

Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, BPBD juga meningkatkan pengawasan di kawasan pesisir seperti Pasir Padi dan Temberan, yang sering terdampak pasang air laut.

Dalam menghadapi potensi bencana, BPBD Pangkalpinang telah menerapkan sejumlah langkah strategis, antara lain Mengoptimalkan teknologi untuk memberikan informasi cepat kepada masyarakat terkait potensi banjir atau cuaca ekstrem. Memastikan ketersediaan peralatan seperti perahu karet, pompa air, dan kebutuhan darurat lainnya. Mengadakan pelatihan rutin untuk masyarakat dan relawan guna meningkatkan kapasitas dalam menghadapi situasi darurat. Melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah daerah, BWS Babel, serta komunitas lokal untuk kolaborasi dalam pengelolaan bencana.

Dedy Revandi juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mitigasi bencana. Partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui:

  • Pemantauan Wilayah Rawan: Melaporkan kondisi lingkungan yang berpotensi membahayakan, seperti genangan air yang terus meningkat.
  • Meningkatkan Kesadaran Risiko: Mengikuti edukasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh BPBD atau lembaga terkait.
  • Menjaga Kebersihan Lingkungan: Menghindari pembuangan sampah sembarangan untuk mencegah tersumbatnya saluran air. (*)

Pos terkait

PT-NIDIA-MEDIA-UTAMA