Bupati Bangka Barat Sukirman mengatakan, masyarakat antusias mengikuti kegiatan ini dan berharap dapat berlanjut.
“Alhamdulillah terima kasih PT Timah yang telah melaksanakan beragam acara, terutama khitanan massal. Mudah-mudahan acara ini terus berlanjut dan PT Timah semakin baik. Karena warga sudah pasti senang dan antusias,” kata Sukirman.
Diusia ke-48 tahun, Sukirman berharap agar PT Timah terus maju sehingga dampaknya bisa dirasakan untuk membantu pembangunan di Bangka Barat.
Senada, Ketua PMI Bangka Belitung Abdul Fatah berharap Bulan Bakti PT Timah merupakan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
“Kegiatan ini terlaksana sesuai harapan masyarakat. Kita harapkan kegiatan ini tidak berhenti sampai d isini saja. Lebih berkembang lagi,” katanya.
Salah satu orangtua peserta khitanan massal, Chindra warga Gabek I Pangkalpinang mendampingi anaknya yang berumur 9 tahun untuk mengikuti khitanan massal di bulan bakti HUT ke 48 PT Timah.
“Anak saya ini baru saja naik ke kelas 3 di Sekolah Dasar, dia sendiri yang minta disunat. Apalagi di PT Timah kan aman dan gratis,” kata warga Pangkalpinang.
Menurutnya pelaksanaan khitan massal di PT Timah sangat dinantikan para orangtua, karena bisa membantu mengurangi biaya.
“Saya sangat berterimakasih dengan PT Timah, sudah membantu anak-anak, ibu – ibu karena memiliki dana yang mepet untuk mengkhitan anak. Kalau ada yang gratisan seperti ini bisa membantu mengurangi biaya,” katanya.
Chindra juga mendoakan dan berharap diusia ke 48 tahun semakin sukses dan jaya.
“Selamat ulang tahun ke 48 PT Timah, semoga tambah sukses, jaya dan bisa terus melaksanakan program – program yang lebih bagus kedepan.”
Senada, Subhan warga Pagarawan Pal 9 Kabupaten Bangka, berterima kasih kepada PT Timah yang sudah melaksanakan khitanan massal gratis untuk warga sekitar.
“Terima kasih PT Timah yang sudah melaksanakan khitanan massal ini gratis. Kami bersyukur, apalagi kegiatan ini bagus untuk menolong kaum yang tidak mampu. Semoga di ulangtahun ke 48 tahun ini PT Timah jaya terus selalu membantu kaum miskin, kaum panti – panti jompo, kaum anak – anak terlantar,” ujar kakek dari salah satu peserta. (*)