Batam, nidianews.com – Nasib petani padi di Desa Rias, Kabupaten Bangka Selatan, kini tengah dirundung keresahan. Pasalnya, Perum Bulog tidak lagi membeli gabah kering panen (GKP) dengan harga sesuai ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram. Sementara itu, pihak swasta hanya berani membeli dengan harga jauh lebih rendah, membuat petani merasa dirugikan.
Kondisi ini cepat menyebar di berbagai platform media hingga sampai ke telinga Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Hidayat Arsani. Dari Batam, Sabtu (20/9/2025) malam, Gubernur Hidayat langsung menghubungi Kepala Perum Bulog Cabang Bangka, Akhmad Fahmi Yasin, guna meminta penjelasan.
“Kenapa Bulog tidak membeli gabah kering panen petani? Ini jelas tidak sesuai kesepakatan. Bulog harus mencari solusi agar petani tidak dirugikan,” tegas Gubernur Hidayat.
Namun, Kepala Bulog Cabang Bangka berdalih bahwa kuota pembelian sudah habis.
“Petani bisa menjual GKP kepada pihak swasta,” kata Akhmad Fahmi singkat.
Mendengar jawaban tersebut, Gubernur Hidayat meminta Kepala Bulog segera menghadapnya pada Senin (22/9/2025) mendatang untuk mencari jalan keluar. Ia menilai, penghentian pembelian gabah oleh Bulog dapat mematahkan semangat petani dan bertolak belakang dengan program swasembada pangan yang digalakkan pemerintah.
“Kalau Bulog berhenti membeli, petani bisa kehilangan semangat. Padahal pemerintah pusat dan daerah sedang mendorong agar Babel mandiri pangan. Saya berharap ada solusi agar petani tetap bergairah menanam padi,” ujarnya.
Diketahui, sejak awal September 2025, Perum Bulog Cabang Bangka menghentikan pembelian GKP petani. Kondisi ini dimanfaatkan penampung atau tengkulak yang membeli dengan harga murah, sehingga semakin menekan petani. (*)