Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
spanduk selamat dan sukses pelantikan walikota 2,7x5
Suara Pembaca

RITUAL KURBAN : Merefleksi Energi Kolektif Kebersamaan dan Mengeliminasi Sifat Kebinatangan Manusia

×

RITUAL KURBAN : Merefleksi Energi Kolektif Kebersamaan dan Mengeliminasi Sifat Kebinatangan Manusia

Sebarkan artikel ini

Hewan dalam ritual kurban Islam merupakan simbol karena telah banyak pelanggaran yang dilakukan manusia sehingga membuat ia jjauh dari Allah karena ia mengikuti perilaku negatif dari binatang seperti rakus, menang sendiri, memakan yang bukan haknya dan lainnya.

Untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah sehingga mencapai kesempurnaan ibadah idul adha dan ritual qurban dengan upaya membunuh nafsu dan membuang sifat kebintangan yang melekat pada diri manusia.

admin-ajax.png

Untuk mencapai taqorrub atau bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan qurban. Secara substansial ritual kurban adalah membuang sifat-sifat kebinatangn yang ada pada diri kita.

Dengan ibadah kurban kita mampu menekan hawa nafsu dan sifat-sifat kehewanan seperti egoisme, tamak rakus, mengambil hak orang lain semaunya, ketidak pedulian, dan sebagainya.

Bila sifat-sifat kebinatangan ini tereleminasi akan muncul sifat Allah dan rasulnya dalam diri kita, Apbila Allah memiliki sifat Rahman dan Rahim, maka kita mampu menebar kasih sayang kepada sesama, mengasihi anak yatim membantu orang miskin dan seterusnya. bila nabi Muhammad memiliki sifat amanah, maka amanah itu akan terwujud dalam diri kita untuk menjaga amanah dan membuang kekhianatan.

Semua ini berdampak dalam mewujudkan ikatan sosial yang rukun dalam kehidupan sosial.
Qurban itu sendiri merupakan manipestasi rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah.

Salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada kita adalah hewan ternak.

Ayat di atas menjelaskan diantara cara untuk mensyukuri nikmat Allah dengan melakukan penyembelihan hewan terna.

Lebih jauh dari ayat ini dapat ditelusuri bahwa taqwa merupakan ibadah personal dan vertikal (hablum minallah) tidak terpisah dengan ibadah bersifat horizontal yang terkait dengan manusia dan lingkungannya.

Sebaliknya riual kurban yang bersifat amal sosial selalu disandarkan dengan Allah, dalam penyembelihan qurban wajib menyebut nama Allah bukan nama yang lain.

Kurban Membangun Energi kolektif

Berkurban adalah salah datu bentuk kepedulian sesama umat. Daging qurban dibagi kepada kaum miskin anak yatim dan orang yang membutuhkan.

Kisah pengorbnan nabi Ibrahim AS adalah sebuah bentuk pondasi spritual umat Islam dan dalam kepeduliaan sosail umat Islam.

Pengorbanan Nabi Ibrahim menggambarkan tentang ketaatan dan keilhlasan.

Apa sebenarnya yang terkandung dalam peristiwa sejarah nbi Ibrahim dan Ismail ini. Paling tidak kita menemukan tiga hal penting yaitu keteladanan, ketaatan yg abdi dan keikhlasan yang sempurna.

Nilai-nilai ketiga hal ini yang harus dimiliki umat baik dalam kontek institusi keluarga maupun kehidupan berbagai lini kehidupan sosial, dan yang paling
Urgen adalah perspektif ubudiyah dalam ibadah, lebih jauh kita memahami bahwa Islam bukan hanya merupakan ketaatan dan kwikhlasan secara vertikel kepada Allah teapi mengndung pesan bimbingan antar sesama menusia yang terekspresi dalam cinta kasih dan kepedulian sosial antar sesema.

Ada energi secara kolektif dalam kebersamaan membangun umat. Ada tertanam dalam diri kita untuk berkorban demi kepentingan orang lain.

Energy berqurban harus menjadi budaya dalam membangun sistem sosial masyarakat.
Berqurban adalah wujud nyata kepedulian sosial terlebih pada kondisi ekonomi masyarakat Bangka Belitung yang lagi tidak baik-baik saja.

Wallahu ‘Alam Bisshowab (*)

error: Content is protected !!