Palembang, nidianews.com – Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 143 yang melayani rute Tanjung Pandan menuju Bandara Depati Amir di Bangka harus mengalami situasi yang tak terduga pada Sabtu (02/11/202).
Cuaca buruk yang melanda wilayah Bangka memaksa pesawat tersebut untuk mengubah rencana pendaratan. Akibat jarak pandang yang terbatas, kru pesawat memutuskan untuk melakukan tindakan defer dan mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II di Palembang, Sumatera Selatan.
Menurut Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara SMB II Palembang, R. Iwan Winaya Mahdar, kondisi cuaca yang tidak kondusif di Bandara Depati Amir menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan tersebut.
“Saat ini di Bangka cuacanya buruk, jarak pandang tidak cukup untuk pendaratan aman,” jelas Iwan.
Dalam dunia penerbangan, keselamatan adalah prioritas utama, sehingga jika jarak pandang tidak memenuhi standar, kru pesawat harus mencari alternatif pendaratan di bandara terdekat.
Ketika cuaca memburuk, pilot dan kru pesawat wajib mengambil keputusan cepat dan tepat untuk menjaga keselamatan penumpang. Proses ini dikenal sebagai defer, yang memungkinkan pesawat mendarat di bandara lain jika kondisi di bandara tujuan tidak memungkinkan.
“Dalam penerbangan, tindakan defer itu biasa dan diperbolehkan. Kebetulan pilihan bandara terdekat kali ini adalah Bandara SMB II Palembang,” ujar Iwan.
Pesawat Lion Air JT 143 awalnya dijadwalkan untuk mendarat di Bandara Depati Amir Kota Pangkalpinang. Namun, ketika mendekati wilayah udara Bangka, pilot mendapati jarak pandang yang tidak memadai meskipun telah beberapa kali mencoba berputar untuk menunggu kondisi cuaca membaik. Setelah upaya tersebut gagal, keputusan dibuat untuk mengalihkan penerbangan ke Palembang. (*)