Pangkalpinang, nidianews.com – Lomba Balita Sejahtera Indonesia (LBSI) Kota Pangkalpinang 2024 adalah salah satu langkah konkret Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam upaya membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat dan tangguh, sebagai fondasi bagi terciptanya generasi bangsa yang berprestasi.
Langkah ini mengajak semua pihak untuk secara kolektif mengokohkan komitmen serta memaksimalkan potensi diri agar mampu menjawab tantangan serta mewujudkan cita-cita tersebut.
“Di masa kini, kita masih dihadapkan pada tantangan permasalahan gizi yang rumit. Hal ini terbukti dengan masih tingginya angka stunting, wasting, serta permasalahan gizi berlebih,” ungkap Pj Ketua PKK kota Pangkalpinang, Yuniar Putia Rahma dalam sambutannya, Selasa (12/11/2024).
Berdasarkan data Riskesdas 2013 di Provinsi Babel, prevalensi gizi kurang pada balita menunjukkan angka fluktuatif, dari 11,7 persen pada tahun 2010, meningkat menjadi 12,3 persen di tahun 2013, sementara target nasional sebesar 15 persen. Upaya yang terarah dan tepat sasaran diperlukan untuk memberikan kontribusi nyata dalam membentuk generasi unggul.
Untuk menangani isu gizi ini, diperlukan sinergi antara pemerintah dan seluruh komponen masyarakat serta sektor-sektor terkait. Kolaborasi ini diwujudkan melalui penggalangan partisipasi dan kesadaran para pemangku kepentingan, yang dijalankan secara terencana dan terkoordinasi demi percepatan perbaikan gizi, khususnya pada periode krusial 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Seribu hari pertama kehidupan adalah fase yang dimulai dari terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun,” jelasnya.
Latar belakang dari permasalahan gizi bukan sekadar berkaitan dengan aspek kesehatan saja, melainkan lebih luas, mencakup faktor ekonomi, sosial, budaya, pola asuh, pendidikan, serta lingkungan. Tantangan ini menjadi signifikan, mengingat salah satu fokus utama pemerintah adalah peningkatan kualitas SDM Indonesia.
“Melalui Lomba Balita Sejahtera Indonesia (LBSI) ini, selain sebagai sarana pembinaan dan apresiasi dari pemerintah kepada masyarakat, juga diharapkan menjadi wujud partisipasi serta peran aktif orang tua dalam menjaga kesehatan dan gizi anak-anak mereka secara konsisten,” pungkas Yuniar. (RE)