Dalam paparannya, Budi menyebutkan bahwa meski sudah ada upaya untuk mengirimkan pesan WA blast kepada para pegawai, respon yang diterima masih minim. Misalnya, dari 17 pegawai yang menerima pesan, hanya dua orang yang memberikan tanggapan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpahaman atau bahkan ketakutan di kalangan pegawai dalam memberikan jawaban atas survei.
“Apakah ini karena kurangnya pengetahuan atau ketakutan?” ujar Budi Utama. Ia menegaskan pentingnya perubahan mindset pegawai agar lebih berani dan jujur dalam memberikan tanggapan terhadap survei ini.
Pj Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama, menegaskan bahwa kejujuran merupakan elemen kunci dalam pengisian SPI. Ia mengimbau seluruh pegawai untuk menjawab survei dengan sejujur-jujurnya, karena hasil dari survei ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi integritas di Pemerintah Kota Pangkalpinang.
“Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam survei ini bersifat normatif dan tidak ada yang perlu ditakutkan. Yang penting, jawab saja dengan jujur,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa hasil dari survei ini akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian yang lebih luas di kemudian hari, termasuk dalam penilaian biro organisasi yang nantinya akan terintegrasi dengan berbagai aspek tata kelola pemerintahan.
Penilaian SPI di Pemerintah Kota Pangkalpinang dijadwalkan akan berlangsung hingga Desember 2024. Namun, Budi Utama berharap bahwa peningkatan partisipasi dapat segera terjadi dalam waktu dekat, terutama pada bulan Oktober hingga November, agar hasil survei ini dapat memberikan masukan yang lebih komprehensif sebelum penilaian resmi dilakukan.
“Kita harus lebih gencar dalam mendorong pegawai untuk mengisi survei ini. Masih ada waktu hingga Desember, tetapi jika bisa, bulan Oktober dan November ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin,” ujarnya. (RE)