Upacara Daur Hidup Mandi Tian Mandaring yang Dilakukan Suku Banjar

Mandi Tian
Foto: youtube.com
Share disini

Selama prosesi, biasanya terdapat iringan musik panting dan syair-syair tradisional yang dilantunkan sebagai bentuk pujian dan pengharapan. Musik ini tidak hanya memberikan suasana yang khidmat, tetapi juga meningkatkan aspek spiritual dari upacara.

Setelah proses mandi selesai, dilakukan penyerahan beras kuning dan kelapa kepada ibu hamil. Beras kuning tersebut ditaburkan di sekitar ibu sebagai simbol berkah dan kelapa dikupas untuk dipecahkan, melambangkan awal kehidupan baru bagi bayi yang akan lahir.

Proses upacara ditutup dengan pemberian restu oleh para tetua adat dan anggota keluarga terdekat. Restu ini diiringi dengan harapan agar ibu hamil diberikan kekuatan, dan bayi yang dikandung dapat lahir dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun.

Upacara Mandi Tian Mandaring bukan sekadar ritual semata, melainkan memiliki makna filosofis yang mendalam. Proses memandikan ibu hamil dengan air kembang melambangkan pembersihan diri dari segala pengaruh buruk. Doa-doa dan mantra yang dilantunkan memiliki fungsi sebagai proteksi spiritual bagi ibu dan janin.

Bacaan Lainnya
Yellow-and-Blue-Bold-Marketing-Agency-with-Hexagon-Frame-Linked-In-Banner

Simbol penggunaan kembang tujuh rupa melambangkan tujuh langkah kehidupan yang harus dilewati bayi sejak dalam kandungan hingga kelahirannya. Keberadaan beras kuning menunjukkan harapan dan doa agar sang anak mendapatkan kehidupan yang makmur serta sejahtera.

Kelapa yang dipecahkan dalam prosesi ini menyimbolkan awal kehidupan yang baru dan diharapkan menjadi pertanda bahwa sang bayi akan menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan dan keberkahan.

Sebagai bagian dari warisan budaya, upacara Mandi Tian Mandaring memiliki peran penting dalam memperkuat ikatan sosial dan menjaga identitas budaya suku Banjar. Dengan melestarikan tradisi ini, generasi muda diharapkan dapat memahami dan menghargai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap aspek upacara. Pelestarian upacara ini juga menunjukkan betapa kayanya keragaman budaya di Indonesia yang patut dipertahankan di tengah modernisasi. (*)

Pos terkait

PT-NIDIA-MEDIA-UTAMA