Pangkalpinang, nidianews.com – Balai Wilayah Sungai (BWS) Bangka Belitung secara aktif melakukan sosialisasi pemasangan biopori di Kota Pangkalpinang untuk mengatasi masalah genangan air yang sering terjadi di wilayah tersebut. Sosialisasi ini dilakukan dalam rangkaian kegiatan Karya Bhakti TNI ke-79, yang diselenggarakan oleh Kodim 0413 Bangka, wilayah teritorial Korem 045 Gaya, bertempat di Pasar Ikan Pasar Pembangunan Pangkalpinang.
Kepala Satuan Kerja OP BWS Bangka Belitung, Rudy Susilo, ST, MSi, IPM, ASEAN Eng, menjelaskan bahwa pemasangan biopori merupakan bagian dari program nasional. Menurut Rudy, program ini mencakup 1.000 unit biopori yang akan dipasang di berbagai lokasi di Kota Pangkalpinang. Tujuan utama dari pemasangan biopori ini adalah untuk mengatasi genangan air, terutama di wilayah yang memiliki kontur tanah cekung dan datar.
“Biopori merupakan program nasional, ada 1.000 unit untuk di Kota Pangkalpinang,” jelas Rudy Susilo ST MSi IPM ASEAN Eng,
Pemasangan biopori di Pangkalpinang difokuskan pada area yang rawan genangan air. Sekolah-sekolah, fasilitas umum, halaman rumah, ruang terbuka, taman kota, lahan pertanian, dan kebun menjadi lokasi utama pemasangan biopori. Dengan adanya biopori, genangan air dapat lebih cepat terserap ke dalam tanah, sehingga masalah banjir kecil atau genangan yang bertahan lama dapat teratasi.
“Untuk di wilayah Pangkalpinang lebih dominan pemasangan (penanaman) biopori yang terdapat genangan air,” ungkap Rudy.
Rudy juga menekankan pentingnya pemasangan biopori di halaman rumah, terutama pada area yang sering terjadi genangan air. Ia mengingatkan agar sumur-sumur yang ada di rumah tidak ditutup. Menurutnya, jika sumur tertutup, air akan tertahan di permukaan dan tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah, sehingga memperparah masalah genangan.
Menghadapi musim hujan, khususnya di bulan Desember yang dikenal sebagai puncak perubahan cuaca, Rudy menjelaskan bahwa biopori sangat penting untuk mencegah genangan air di Pangkalpinang. Kota ini memiliki karakteristik tanah yang datar dan banyak cekungan, sehingga air cenderung tidak mengalir dengan lancar. Dengan keterbatasan sistem drainase yang ada, pemasangan biopori menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi genangan.
“Yang paling difikirkan pada saat masa puncak (bulan Desember). Apalagi di Pangkalpinang ini landai dan berupa cekungan karena airnya tidak bergerak, Sedangkan saluran air terbatas,” ujarnya.
Selain sebagai solusi untuk mengatasi genangan air, biopori juga berfungsi sebagai sarana untuk menyimpan air ke dalam tanah. Rudy menambahkan bahwa biopori membantu air untuk terserap lebih cepat, sehingga mengurangi risiko banjir lokal.