AEA2A348-B0E5-43A0-9E55-989E397CB541
IMG-20250203-WA0052
394177-IMG-20250224-WA0002 (1)
Mitra
Kuliner

Jajanan Tradisional di Indonesia yang Sudah Mulai Jarang Ditemui

×

Jajanan Tradisional di Indonesia yang Sudah Mulai Jarang Ditemui

Sebarkan artikel ini
Jajanan tradisional
ilustrasi: media.bakingworld.id
Share disini

nidianews.com – Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi, termasuk dalam hal kuliner. Jajanan tradisional merupakan bagian penting dari kekayaan budaya ini, karena setiap daerah memiliki keunikan rasa, tekstur, dan cara penyajian. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman dan masuknya budaya kuliner modern, beberapa jajanan tradisional mulai jarang ditemui dan terancam punah. Artikel ini akan membahas berbagai macam jajanan tradisional Indonesia yang kini sulit ditemukan, sehingga kita bisa kembali mengingat dan melestarikan warisan kuliner tersebut.

1. Kue Rangi: Manisnya Kenangan Masa Lalu

Kue Rangi berasal dari Betawi dan merupakan salah satu jajanan tradisional yang sangat unik. Kue ini terbuat dari campuran tepung sagu dan kelapa parut yang dipanggang di atas cetakan khusus, lalu disajikan dengan gula merah cair yang manis. Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam menjadikannya camilan yang sempurna untuk dinikmati kapan saja. Sayangnya, kue Rangi kini jarang ditemui di pasar tradisional maupun kaki lima, kalah bersaing dengan camilan modern seperti donat dan waffle.

2. Clorot: Camilan Unik dari Daun Kelapa

Clorot adalah jajanan tradisional khas Jawa Tengah dan Yogyakarta yang bentuknya sangat unik. Dibungkus dengan daun kelapa muda berbentuk kerucut, clorot memiliki rasa manis legit dengan tekstur kenyal karena terbuat dari campuran tepung beras, gula aren, dan santan. Membuat clorot membutuhkan keterampilan khusus, terutama dalam proses membungkus adonan ke dalam daun kelapa.

Namun, saat ini clorot semakin sulit ditemukan karena proses pembuatannya yang memakan waktu dan membutuhkan keahlian. Padahal, clorot menyimpan nilai tradisi yang sangat tinggi, sehingga penting bagi kita untuk terus melestarikannya.

3. Kipo: Camilan Bersejarah dari Kotagede

Kipo adalah jajanan khas dari Kotagede, Yogyakarta yang dikenal dengan warna hijaunya yang cantik dan aroma pandan yang harum. Jajanan ini dibuat dari tepung ketan yang diisi dengan enten-enten kelapa manis, kemudian dipanggang di atas wajan tanah liat. Nama “Kipo” sendiri berasal dari pertanyaan, “Iki opo?” yang artinya “Ini apa?” dalam bahasa Jawa.

Kipo saat ini cukup sulit ditemukan karena banyak generasi muda yang lebih memilih jajanan kekinian. Namun, cita rasa tradisionalnya tetap tidak tergantikan.

4. Putu Mayang: Kue Tradisional Berbentuk Indah

Putu Mayang adalah salah satu jajanan tradisional yang memiliki bentuk menarik seperti gulungan mie dengan warna-warna cerah. Terbuat dari tepung beras atau tepung kanji, kue ini disajikan bersama kuah gula merah dan santan yang gurih. Cita rasanya yang manis dan gurih membuatnya menjadi camilan yang sangat digemari pada masanya.

Sayangnya, putu Mayang kini semakin langka karena proses pembuatannya yang dianggap rumit dan kurang praktis dibandingkan camilan modern.

5. Cenil: Manis, Kenyal, dan Penuh Warna

Cenil adalah jajanan tradisional khas Jawa yang dikenal dengan teksturnya yang kenyal dan warna-warni yang menggugah selera. Terbuat dari tepung tapioka, cenil biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut dan gula pasir. Keberadaannya kini mulai tergerus oleh jajanan modern, sehingga sulit untuk menemukannya di pasar atau pedagang keliling.

6. Kue Lumpur: Lembut dan Kaya Rasa

Kue Lumpur adalah jajanan tradisional yang lembut dan kaya rasa, terbuat dari campuran tepung terigu, santan, kentang, dan telur. Biasanya, kue ini dihias dengan kismis di bagian atas untuk memberikan sentuhan manis tambahan. Kue Lumpur sangat digemari karena teksturnya yang lumer di mulut.

Namun, seperti jajanan tradisional lainnya, kue Lumpur mulai jarang dijumpai karena kalah pamor dengan dessert modern seperti cheesecake dan brownies.

7. Lupis: Kue Tradisional dengan Taburan Kelapa

Lupis merupakan jajanan tradisional berbahan dasar ketan yang disajikan dengan kelapa parut dan siraman gula merah cair. Rasanya yang manis dan gurih membuatnya cocok untuk dinikmati di pagi hari atau sebagai camilan sore. Lupis biasanya dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dengan cara dikukus.

Sayangnya, generasi muda kini lebih mengenal pancake atau waffle, sehingga keberadaan lupis mulai terpinggirkan.

Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan keberadaan jajanan tradisional Indonesia. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mendukung para penjual jajanan tradisional, belajar membuatnya di rumah, dan mengenalkannya kepada generasi muda. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga membantu memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia ke dunia.(*)