Makan Patita: Tradisi Kebersamaan Masyarakat Maluku

patita
image: potretmaluku.id/Hatuina Sam
Share disini

nidianews.com – Makan Patita adalah sebuah tradisi yang telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Maluku. Tradisi ini mengakar kuat dalam kehidupan sosial masyarakat, terutama pada saat perayaan hari-hari besar seperti Hari Ulang Tahun (HUT) Kota, HUT Kemerdekaan Indonesia, HUT tempat ibadah, dan berbagai perayaan lainnya. Makan Patita mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kehangatan, dan semangat kekeluargaan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Maluku.

Tradisi ini dimulai sejak zaman dahulu ketika masyarakat Maluku hidup dalam lingkungan yang erat dan saling mendukung satu sama lain. Pada awalnya, tradisi ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara sesama anggota masyarakat dengan cara berbagi makanan dan berkumpul bersama. Seiring berjalannya waktu, Makan Patita tidak hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kekuatan komunitas dalam menghadapi berbagai tantangan.

Proses Persiapan Makan Patita
Persiapan Makan Patita dimulai dengan setiap keluarga memasak dalam jumlah besar. Hidangan yang disiapkan biasanya terdiri dari makanan khas Maluku yang kaya akan cita rasa dan menggugah selera. Beberapa hidangan yang umum disajikan antara lain:

  • Colo-colo: Sambal khas Maluku yang terbuat dari campuran cabai, tomat, bawang merah, dan perasan jeruk nipis. Colo-colo biasanya disajikan sebagai pelengkap untuk ikan bakar atau makanan laut lainnya.

Papeda: Makanan pokok masyarakat Maluku yang terbuat dari sagu. Papeda memiliki tekstur yang kenyal dan sering disantap bersama kuah kuning atau ikan asar.

Bacaan Lainnya
Yellow-and-Blue-Bold-Marketing-Agency-with-Hexagon-Frame-Linked-In-Banner
  • Ikan Asar: Ikan yang diasap dengan cara tradisional, memberikan rasa yang khas dan aroma yang menggugah selera.
  • Kohu-kohu: Hidangan sayur yang mirip dengan urap, terbuat dari sayuran segar yang dicampur dengan kelapa parut dan bumbu khas Maluku.

*Singkong dan Patatas Rebus: Makanan pendamping yang sederhana namun sarat gizi, sering disajikan bersama lauk pauk lainnya.

Setelah proses memasak selesai, makanan-makanan ini dibawa ke tempat berkumpul yang telah ditentukan. Biasanya, tempat berkumpul ini adalah lapangan atau halaman rumah yang luas, di mana masyarakat dapat dengan leluasa menikmati hidangan bersama.

Pelaksanaan Makan Patita
Pada hari pelaksanaan Makan Patita, suasana desa atau lingkungan menjadi sangat meriah. Masyarakat dari berbagai kalangan, baik tua maupun muda, berkumpul untuk berbagi kebahagiaan. Sebelum acara dimulai, biasanya ada doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan keberkahan.

Setelah doa, acara makan bersama pun dimulai. Hidangan yang telah disiapkan ditempatkan di atas meja panjang atau tikar yang digelar di tanah. Semua orang bebas mengambil makanan yang diinginkan dan duduk bersama untuk menikmatinya. Tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin, semua orang diperlakukan sama dalam semangat kebersamaan.

Makan Patita bukan hanya soal menikmati hidangan, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi. Orang-orang saling berbagi cerita, bercanda, dan tertawa bersama. Anak-anak bermain di sekitar, sementara para orang tua berbincang tentang berbagai hal, mulai dari urusan sehari-hari hingga topik-topik penting dalam komunitas.

Pos terkait

PT-NIDIA-MEDIA-UTAMA