Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
WhatsApp Image 2025-06-01 at 09.21.15
Mitra
Musiqo Music GoDaddy Store Image
Pangkalpinang

Nelayan Air Nyatoh Resah, Aktivitas Kapal Isap Produksi Diduga Rusak Wilayah Tangkap

×

Nelayan Air Nyatoh Resah, Aktivitas Kapal Isap Produksi Diduga Rusak Wilayah Tangkap

Sebarkan artikel ini

Pangkalpinang, nidianews,com – Kekhawatiran mendalam melanda para nelayan Desa Air Nyatoh, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat. Mereka mengaku wilayah tangkap mereka kini terancam akibat aktivitas Kapal Isap Produksi (KIP) yang menambang timah di perairan sekitar desa mereka.

Merasa semakin tertekan dengan kondisi tersebut, perwakilan nelayan mendatangi Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Didit Srigusjaya, untuk menyampaikan keresahan mereka secara langsung.

Menurut Didit, para nelayan mengeluhkan dampak lumpur dari aktivitas KIP yang mencemari dan merusak wilayah tangkap tradisional mereka sumber utama penghidupan bagi masyarakat nelayan di Air Nyatoh.

Ini kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka datang ke kami membawa keluhan yang harus segera ditindaklanjuti,” ujar Didit pada Selasa (10/6/2025).

Menanggapi laporan tersebut, Didit menyatakan bahwa dirinya telah menghubungi Penjabat Gubernur Babel, Hidayat Arsani, untuk segera mengerahkan instansi teknis dari OPD Provinsi Babel. Di antaranya Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas ESDM, Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP, serta pihak PT Timah.

Langkah cepat ini dilakukan guna memastikan secara langsung titik lokasi aktivitas tambang KIP, serta mengevaluasi apakah wilayah tersebut merupakan zona tambang resmi atau justru masuk dalam kawasan tangkap nelayan.

Kalau ternyata itu adalah zona tambang, maka kita harus pastikan dampaknya tidak sampai merusak ekosistem tangkapan. Tapi kalau itu bukan wilayah tambang, maka aktivitas KIP harus dihentikan. Itu jelas,” tegas Didit.

Untuk sementara, DPRD Babel masih menunggu laporan resmi dari tim OPD yang akan turun ke lapangan. Didit menegaskan bahwa keputusan apapun akan diambil berdasarkan hasil investigasi tersebut.

Kita tunggu hasil cek lapangan dulu. Dari situ baru kita tentukan langkah selanjutnya yang paling tepat dan adil bagi semua pihak,” pungkasnya. (*)

error: Content is protected !!